HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi
Dasar dengan judul “Kebakaan” disusun oleh:
Nama : Kurnia. s
NIM :
1213140004
Kelas : Kimia sains
Kelompok : VI (enam)
telah
diperiksa dan dikoreksi Asisten dan Kordinator Asisten, maka laporan ini
dinyatakan diterima.
Makassar, Desember
2012
Kordinator Asisten Asisten
Muh.
Riswan Ramli, S.pd Fais Asnawati
NIM.101414043
Mengetahui
Dosen Penaggung Jawab
Andi
Rahmat Saleh, S.pd M.pd
NIP.
19621231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemiripan seseorang dengan
keluarganya atau bahkan dengan keluarga lain yang masih berhubungan keluarga
sering menimbulkan pertanyaan. Setiap orang memiliki bentuk dan warna fisik yang
berbeda ada yang mirip dengan ayah atau ibunya, dan bahkan ada yang mirip
keduanya namun ada sifat yang lebih mendominasi. Setiap orang pasti pernah
berfikir mengapa hal itu dapat terjadi dan apa penyebab hal itu terjadi,
sehingga mereka memiliki kesamaan yang begitu persis dengan orang tuanya baik
secara fisik maupun mental.
Semua hal tersebut erat
kaitannya dengan adanya pewarisan sifat atau hereditas yang berarti pewarisan
sifat dari orang tua ke anaknya. Istilah hereditas ini dipelajari dalam kajian
ilmu genetika yang mendefinisikan dan menganalisis keturunan atau konstansi dan
perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk suatu
karakter organisme.
Kajian yang dilakukan dalam
mempelajari sifat keturunan (hereditas) sangat membantu dalam menyelesaikan
beberapa masalah. Misalnya masalah yang
penyelesaiannya dengan tes DNA, hal tersebut dilakukan kerena DNA adalah suatu
segmen yang berperan dalam membawa informasi genetik atau informasi karakter
biokimia atau fisiologis tertentu.
Pengetahuan seperti ini
dapat membantu kita dalam melihat sifat apa yang diturunkan kapada kita dari
orang tua kita, kita juga dapat mengatahui sifat yang lebih mendominasi diri
kita apakah sifat dari ayah atau dari ibu.
Praktikum pada Unit VII kita
akan mempelajari sifat baka pada manusia dan kita akan melihat sifat baka pada
diri sendiri dan teman sekelas. Dengan itu kita akn mendapatkan perbandingan
antara fenotip yang bersifat dominan dengan fenotip yang bersifat resesif.
B. Tujuan Praktikum
Membuktikan
perbandingan genotip dan fenotip dari Hukum Mendel dan dasar genotip beberapa
sifat baka pada manusia.
C.
Manfaat
Praktikum
Praktikum
ini memberikan wawasan kepada
mahasiswa dan dapat
dijadikan dasar bagi mereka yang mempelajari proses sifat baka manusia. Mereka juga bias melihat sifat baka yang di turunkan
kepada mereka dari orang tuanya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Gregor Mendel mungkin
memilih untuk bekerja menggunakan kacang ercis karena kacang ercis memiliki
banyak varietas. Sebagai contoh, ada varietas yang mempunyai bunga ungu,
sementara varietas yang lain ternyata mempunyai bunga putih. Ahli genetika
menggunakan istilah karakter untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan,
seperti warna bunga, yang terdapat pada individu. Varian dari suatu karakter
dinamakan sifat (trait). Penggunaan
kacang ercis juga membuat Mendel dapat melakukan control yang ketat berkenaan
dengan tanaman mana saja yang akan saling dikawinkan. Organ kelamin dari
tanaman kacang ercis terdapat pada bunganya dan setiap bunga kacang ercis
mempunyai sekaligus organ kelamin jantan dan betina, masing-masing stamen
(benang sari) dan karpel (putik). Mendel memilih untuk menelusuri hanya karakter-karakter
yang bervariasi dengan pendekatan apakah karakter tersebut “ada atau tidak ada”
dan bukan dengan apakah karakter tersebut “lebih banyak atau lebih sedikit”.
Mendel juga memastikan bahwa dia memulai percobaannya dengan varietas galur
murni (true-breeding), yang berarti
ketika tanaman menyerbuk sendiri, semua keturunannya akan mempunyai varietas
yang sama (Campbell, 2002).
Gregor Mendel
merupakan seorang ahli perkembangbiakan tanaman, dan ia mampu menghasilkan
varietas tanaman yang selalu menghasilkan keturunan dengan sifat – sifat yang
sama dengan induknya, dari generasi ke generasi. Mendel memilih galur-galur
yang merupakan true bleeder dari tipe tipe yang berlawanan dan menyilangkan
galur-galur itu sesuai masing-masing karakteristiknya dari tujuh karakteristik
yang telah ia pilih
(Fried, 2006).
Gregor Mendel
mempublikasikan hasil penelitian genetiknya pada kacang ercis di tahun 1866,
dan karenanya meletakkan dasar genatika modern. Dalam naskah kerjanya, Mendel
mengajukan sejumlah dasar genetika. Salah satu yang saat ini dikenal ialah hukum
segregasi. Mendel1
dinyatakan sebagai orang pertama yang mengajukan model dimana masing-masing
induk menangandung dua salinan unit pewarisan (yang sekarang disebut gen) bagi
masing-masing sifat; akan tetapi, hanya satu dari kedua gen (sebuah alel) yang
ditransmisikan melalui gamet pada keturunannya. Prinsip kedua yang dimantapkan
berkat penelitan Gregor Mendel adalah hukum perpasangan bebas (Elrod, 2007).
Seorang
biarawan dari Austria, bernama Gregor Johann Mendel, menjelang akhir abad ke-19
melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).
Dari percobaan yang dilakukannya selama bertahun-tahun tersebut, Mendel
berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat, yang kemudian menjadi
landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan. Berkat karyanya inilah, Mendel diakui sebagai Bapak Genetika. Mendel
memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya, terutama karena tanaman ini
memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok perbedaannya, misalnya
warna bunganya mudah sekali untuk dibedakan antara yang ungu dan yang putih.
Selain itu, kacang ercis merupakan tanaman yang dapat menyerbuk sendiri, dan
dengan bantuan manusia, dapat juga menyerbuk silang ( Sudarwoto, 2011).
Menurut (Tim
Penyusun, 2012,) dalam pewarisan sifat atau persilangan, terdapat prinsip yang
harus kita ingat, yaitu :
1. Gen
yang berperan dalam pengaturan dan penentuan sifat diberi simbol huruf.
2. Gen
yang bersifat dominan dinyatakan dengan huruf kapital.
Gen
yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya gen yang
menentukan sifat batang yang pendek dituli dengan huruf “t”. Jadi, dapat
diartikan bahwa batang tinggi dominan terhadap batang pendek, dan sebaliknya
batang pendek resesif terhadap batang tinggi. Pada manusia dan hewan
vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-masing bersifat haploid (n)
akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi individu yang
bersifat diploid (2n), sehingga individu yang memiliki sifat tersebut
dinyatakan dengan dua huruf.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Selasa
/ 11 Desember 2012
Jam : 14.00 s/d 16.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi
Lantai III sebelah Barat Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
Dalam
praktikum ini menggunakan daftar fenotif sifat baka manusia yang dikontrol oleh
1 gen dengan 2 alel dan masing-masing alel menghasilkan fenotif yang jelas
yaitu:
a. Lesung
dagu merupakan sifat dominan (D)
b. Ujung
daun telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan (E)
c. Orang
meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan kanan pada waktu
menjalinkan jari-jari tangan, merupakan sifat dominan (F)
d. Orang
memiliki ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (ke arah
jari manis) merupakan sifat dominan (B)
e. Ranbut
dahi menjorok merupakan sifat dominan (W)
f. Rambut
pada jari: tumbuhnya rambut pada kedua ruas dari jari tangan merupakan sifat
dominan (M)
g. Lesung
pipi merupakan sifat dominan (P)
h. Orang
yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat dominan (L)
i.
Orang yang mempunyai
gigi seri atas bercelah merupakan sifat dominan (G).
C.
Prosedur
Kerja
1. Memeriksa
fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif diatas pada diri
sendiri. Bila kesulitan, meminta bantuan pada teman sejenis dalam kelompok.
Mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.
2. Bila
mempunyai fenotif yang dominan, maka member tanda (-) untuk gen kedua
3. Mancatat
data dari teman-teman kelompok dan menghitung persentasenya.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Individu
Ciri / Sifat Baka
(fenotif)
|
Kemungkinan genotip Anda
|
a.
Ada lesung dagu (D), tak ada (d)
b.
Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)
c.
Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)
d.
Ruas jari kelingking terujung menjorong ke dalam (B), tidak menjorong
(b)
e.
Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)
f.
Rambut pada jari (M), tak ada rambut (m)
g.
Lesung pipi (P), tidak ada (p)
h.
Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung memanjang (l)
i.
Gigi seri ata bercelah (G), gigi seri atas tidak bercelah (g)
|
dd
EE
ff
bb
WW
MM
pp
ll
gg
|
2. Data
kelompok
Nama
|
Sifat Baka
|
|||||||||||||||||||
DD
|
dd
|
EE
|
ee
|
FF
|
ff
|
BB
|
bb
|
WW
|
ww
|
MM
|
mm
|
PP
|
pp
|
LL
|
ll
|
GG
|
gg
|
|||
Anca
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
||
Nita
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
||
Mirnah
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
||
Arham
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
||
Kurnia
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
||
Eka
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
||
Karmila
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
||
JUMLAH
|
0
|
6
|
2
|
4
|
2
|
4
|
1
|
5
|
0
|
6
|
6
|
0
|
3
|
3
|
1
|
5
|
0
|
6
|
||
3. Data
kelas
Kelompok
|
Sifat Baka
|
|||||||||||||||||
DD
|
Dd
|
EE
|
ee
|
FF
|
ff
|
BB
|
bb
|
WW
|
ww
|
MM
|
mm
|
PP
|
pp
|
LL
|
ll
|
GG
|
gg
|
|
I
|
0
|
5
|
4
|
1
|
1
|
4
|
2
|
3
|
1
|
4
|
5
|
0
|
1
|
4
|
0
|
5
|
0
|
5
|
II
|
0
|
6
|
4
|
2
|
0
|
6
|
2
|
4
|
3
|
3
|
6
|
0
|
3
|
3
|
0
|
6
|
0
|
6
|
III
|
1
|
5
|
1
|
5
|
3
|
3
|
1
|
5
|
0
|
6
|
6
|
0
|
0
|
6
|
1
|
5
|
0
|
6
|
IV
|
0
|
6
|
4
|
2
|
3
|
3
|
0
|
6
|
1
|
5
|
6
|
0
|
2
|
4
|
0
|
6
|
0
|
6
|
V
|
0
|
7
|
2
|
5
|
4
|
3
|
1
|
6
|
2
|
5
|
7
|
0
|
1
|
6
|
1
|
6
|
0
|
7
|
VI
|
0
|
7
|
4
|
3
|
2
|
5
|
1
|
6
|
0
|
7
|
7
|
0
|
2
|
5
|
1
|
6
|
0
|
7
|
Jumlah
|
1
|
36
|
19
|
18
|
13
|
24
|
7
|
30
|
7
|
30
|
37
|
0
|
9
|
28
|
3
|
34
|
0
|
37
|
B.
Analisis
Data
1. Data
kelompok
a. Lesung
dagu
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

DD =
x 100 %

= 0 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

dd =
x 100 %

= 100 %
b. Anak
daun telinga
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

EE =
x 100 %

= 42,86
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ee =
x 100 %

= 57,14
%
c. Ibu
jari tangan kiri
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

FF =
x 100 %

=
28,57 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ff =
x 100 %

= 71,43 %
d. Ruas
jari kelingking terujung
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

BB =
x 100 %

= 14,29 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

bb =
x 100 %

= 18,71
%
e. Rambut
dahi menjorok
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

WW =
x 100 %

= 0 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ww =
x 100 %

= 100 %
f.
Rambut pada jari
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

MM =
x 100 %

=
100 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

mm =
x 100 %

= 0 %
g.
Lesung pipi
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

PP =
x 100 %

= 57,14
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

pp =
x 100 %

= 42,86
%
h.
Lidah dapat digulung memanjang
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

LL =
x 100 %

= 14,29
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ll =
x 100 %

= 85,71
%
i.
Gigi seri atas bercelah
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

GG =
x 100 %

= 0 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

gg =
x 100 %

= 100 %
2. Data
kelas
a. Lesung
dagu
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

DD =
x 100 %

= 2,70 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

dd =
x 100 %

= 97,30 %
b. Anak
daun telinga
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

EE =
x 100 %

= 51,35
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ee =
x 100 %

= 48,65
%
c. Ibu
jari tangan kiri
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

FF =
x 100 %

=
35,13 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ff =
x 100 %

= 64,87
%
d. Ruas
jari kelingking terujung
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

BB =
x 100 %

= 18,92
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

bb =
x 100 %

= 81,08
%
e. Rambut
dahi menjorok
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

WW =
x 100 %

=18,92
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ww =
x 100 %

= 81,08
%
f.
Rambut pada jari
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

MM =
x 100 %

=
100 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

mm =
x 100 %

= 0 %
g.
Lesung pipi
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

PP =
x 100 %

= 24,32
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

pp =
x 100 %

= 75,68
%
h.
Lidah dapat digulung memanjang
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

LL =
x 100 %

= 8,12
%
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

ll =
x 100 %

= 91,88 %
i.
Gigi seri atas bercelah
Frekuensi
gen dominan =
x 100 %

GG =
x 100 %

= 0 %
Frekuensi
gen resesif =
x 100 %

gg =
x 100 %

= 100 %
Nilai frekuensi gen dalam
kelas
Gen dominan = 

= 

= 28,83
%
Gen resesif = 

= 

= 71,17
%
=
= 57,85%

C.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat
dilihat bahwa adanya perbedaan antara frekuensi gen dominan dan frekuensi gen
resesif pada masing-masing sifat baka. Munculnya gen dominan dikarenakan gen
tersebut lebih kuat sehingga mendominasi dalam mengontrol sifat tersebut sehingga
gen yang lemah tertutupi.
Dari hasil praktikum, diperoleh data
dari kelompok kami, yaitu terdapat 0% anggota kelompok berlesung dagu dan 100%
tidak berlesung dagu. Sedangkan untuk data kelas terdapat 2,70% yang berlesung dagu
dan sisanya 97,30%
tidak berlesung dagu.
Untuk sifat baka anak daun telinga,
terdapat 42,86%
yang menggantung dan 57,18%
yang menempel pada kelompok kami. Sedangkan untuk ukuran kelas terdapat 51,35% yang anak daun
telinganya menggantung dan 48,65%
yang menempel.
Untuk sifat baka ibu jari kiri di atas
terdapat 28,57%
anggota kelompok yang cenderung ibu jari tangan kiri di atas dan 71,43% anggota kelompok yang
cenderung ibu jari tangan kiri di bawah. Untuk data kelas 35,13
%
yang ibu jari tangan kiri di atas dan 64,87%
ibu jari tangan kiri di bawah.
Sifat baka ruas jari kelingking terujung
menyerong ke dalam terdapat 14,29%
anggota kelompok dan yang tidak menyerong ke dalam terdapat 18,71% anggota kelompok.
Sedangkan pada data kelas terdapat 18,92%
yang menyerong ke dalam dan 81,08%
yang tidak menyerong ke dalam.
Pada sifat baka rambut dahi menjorok
terdapat 0%
anggota kelompok yang rambutnya menjorok dan 100% yang tidak menjorok. Sedangkan dalam
kelas terdapat 18,82%
yang rambutnya menjorok dan 81,08%
yang rambutnya tidak menjorok.
Untuk rambut pada jari, dalam kelompok
terdapat 100% yang memiliki rambut pada jarinya dan 0% yang tidak memiliki
rambut pada jari. Dalam kelas diperoleh
100% yang ada ramt pada jari dan 0% yang tidak memiliki
rambut pada jari.
Untuk lesung pipi, terdapat 24,32% yang memiliki lesung
pipi dan % yang tidak memiliki lesung pipi dalam kelompok. Untuk ukuran kelas,
terdapat 24,32%
yang berlesung pipi dan 75,68%
yang tidak memiliki lesung pipi.
Untuk sifat baka lidah dapat digulung,
dalam ke75,685 kelompok kami terdapat
40% yang dapat digulung dan 60% yang tidak dapat digulung. Sedangkan dalam
kelas terdapat 55,88% yang dapat menggulung lidahnya dan 44,12% yang tidak
dapat menggulung lidahnya.
Untuk sifat baka gigi seri atas bercelah,
dikelompok kami terdapat 0%
yang mempunyai celah dan 100%
yang tidak bercelah. Sedangkan untuk data kelas, terdapat 0% yang gigi seri atas
bercelah dan 100% yang tidak bercelah.
Hasil akumulasi atau rata-rata gen
dominan dan gen resesif untuk semua sifat baka diperoleh hasil dari data kelas yaitu gen dominan = 28,83% dan gen resesif = 71,17%
sedangkan untuk persentase data
kelompok gen dominan dan gen resesif yaitu gen
dominan = 42,15% dan gen resesif sebesar 57,85%.
Berdasarkan hasil analisis data dapat
dilihat bahwa adanya perbedaan antara frekuensi gen dominan dan frekuensi gen
resesif pada masing-masing sifat baka dari manusia. Munculnya gen dominan dikarenakan gen
tersebut lebih kuat sehingga mendominasi dalam mengontrol sifat tersebut
sehingga gen yang lemah atau resesf menjadi tertutupi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat baka
yang dimiliki setiap orang berbeda satu sama lain, hal ini karena gen yang
mengontrol sifat-sifat tersebut juga berbeda. Frekuensi gen dominan dalam data
kelas adalah 28,83%
dan frekuensi gen resesif yaitu 71,17%.
B.
Saran
Sebaiknya
sebelum melakukan praktikum, para laboran menyiapkan kelengkapan bahan
praktikum sehingga praktikum yang telah ditentukan sebelumnya dapat
dilaksanakan sesuai jadwal tanpa harus menggantinya dengan praktikum lain.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,A.Nail. 2002.Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga.Erlangga;
Jakarta.
Elrod,Susan dan William Stansfield. 2007.Genetika Edisi IV. Erlangga; Jakarta.
Fried,.George.H.2006.Biologi Edisi II. Erlangga;Jakarta.
Diakses Pada
Hari Rabu Tanggal 27 November 2012.
Tim
Penyusun. 2012. Penuntun Praktikum
Biologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar