HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “ Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim ” disusun oleh:
Nama : Kurnia.s
NIM :
1213140004
Kelas : Kimia Sains
Kelompok : VI (enam)
telah
diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Kordinator Asisten, maka laporan ini
dinyatakan diterima.
Makassar, November 2012
Kordinator
Asisten Asisten
Muh. Riswan
Ramli, S.pd Muh. Riswan
Ramli, S.pd
Mengetahui
Dosen
Penaggung Jawab
Andi Rahmat
Saleh, S.pd M.pd
NIP. 19621231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Suatu reaksi kimia, khususnya
antara senyawa organik yang dilakukan dalam laboratorium memerlukan suatu
kondisi yang ditentukan oeh beberapa faktor, yaitu suhu, tekanan, waktu, dan
lain sebagainya. Apabila suatu kondisi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
dibutuhkan, maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik. Tubuh merupakan
laboratorium yang sangat rumit, karena di dalamnya terjadi reaksi kimia yang
beraneka ragam. Penguraian zat makanan, penggunaan hasil uraian untuk
memperoleh energi, penggabungan kembali hasil uraian untuk memebentuk suatu
persediaan makanan dalam tubuh serta banyak reaksi lain yang apabila dilakukan
di dalam laboratorium atau in vitro membutuhkan keahlian khusus serta waktu
yang cukup lama, dan dapat berlangsung dengan baik di dalam tubuh tanpa memerlukan
suhu tinggi dan dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Reaksi atau
proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam tubuh ini dimungkinkan karena
adanya katalis yang disebut enzim.
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai
katalisator untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi. Katalisator
mempercepat reaksi kimia, walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi. Enzim
merupakan katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pada sistem biologi.
Sebagian besar reksi tersebut tidak bisa dikatalis oleh enzim. Seluruh reaksi
kimia yang terjadi di dalam sel memerlukan enzim. Enzim disintesis di dalam sel
namun tidak selamanya aktifitas enzim terjadi di dalam sel. Beberapa reaksi
kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respirasi, pertumbuhan,
perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, dan lain sebagainya.
Enzim dalam tubuh hanya dapat
bekerja jika substratnya cocok, seperti halnya kunci dan anak kunci. Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, temperatur, suhu, konsentrasi
enzim, zat penghambat, zat penggiat, dan konsentrasi substrat. Enzim juga
memiliki standar untuk bekerja secara optimum.
B. Tujuan Praktikum
Membuktikan
pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa
diharapkan mampu mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Enzim
merupakan protein dengan fungsi khusus, yaitu sebagai biokatalis yang berfungsi
untuk membantu proses metabolisme tubuh, seperti penguraian polisakarida,
pembakaran glukosa, penguraian protein, dan pembentukan senyawa penyususn sel.
Tubuh manusia memiliki suhu sekitar 370C yang merupakan suhu rendah
bagi berlangsungnya suatu reaksi, misalnya reaksi pembakaran glukosa yang tidak
mungkin berlangsung pada suhu tersebut. Akan tetapi, dengan adanya enzim reaksi
tersebut dapat berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa enzim memiliki kemampuan
untuk mengkatalisis suatu reaksi. Enzim mengkatalisis suatu reaksi dalam proses
metabolisme, yaitu dengan cara menurunkan energi aktivasi (Ea) yang
diperlukan untuk berlangsungnya reaksi tersebut (James, 1996).
Menurut Kimball (1983), banyak
faktor yang mempengaruhi kerja enzim, diantaranya Temperatur,dalam batas tertentu,
makin tinggi suhu akan mengakibatkan reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim
akan berlangsung cepat, sebaliknya semakin rendah temperatur maka akan semakin
lambat reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim.Pengaruh pH,konsentrasi ion H+
atau pH suatu larutan sangatlah mempengaruhi aktivitas enzim, ada enzim yag
bekerja baik pada lingkungan asam atau pH-nya rendah.Pengaruh konsentrasi enzim,pengaruh konsentrasi
enzim terhadap kecepatan reaksi kimia adalah berbanding lurus, yang artinya
semakin tinggi konsentrasi enzim maka akan semakin cepat reaksi kimia
berkangsung.Pengaruh hasil akhir
kecepatan reaksi kimia pada permulaannya cepat,
tetapi makin lama makin melemah karena semakin menimbulnya hasil reaksi kimia
yang berlangsung sehingga hasil akhir dari suatu reaksi kimia yang disokong
oleh enzim akan menghambat aktivitas enzim itu sendiri.Pengaruh zat penggiat beberapa jenis zat,
seperti ion kobalt, mangan, nikel, magnesium, klor, dan garam-garam dari logam
alkali tanah yang encer dapat menambah kegiatan suatu enzim atau suatu kelompok
enzim.Pengaruh zat penghambat zat
penghambat kegiatan enzim misalnya, garam-garam dari logam berat seperti air
raksa.Pengaruh konsentrasi substrat
terdapat hubungan linear antara konsentrasi substrat
dengan kegiatan enzim, artinya jika faktor-faktor seperti pH, temperatur, dan
kadar enzim tetap, serta konsentrasi substratnya ditingkatkan maka pada hasil
akhir dari suatu reaksi kimia juga akan meningkat.
Tipe reaksi kimiawi yang
dikatalisis oleh enzim merupakan dasar bagi klasifikasi dan penamaan enzim.
Sifat inilah yang membedakan satu enzim dengan enzim lainnya. Bagi setiap enzim
dianjurkan untuk pemberian dua nama, yaitu nama biasa (nama kerja) dan nama
sistematik. Nama biasa lebih pendek dan lebih mudah digunakan, sedangkan nama
sistematik dibentuk menurut aturan-aturan yang pasti, memberikan petunjuk
mengenai apa substratnyadan macam reaksi yang dikatalisisnya, misalnya enzim
eksokinase yang merupakan nama biasa heksose fosfotransferase, yakni enzim yang
menambahkan sebuah gugus fosfat pada glukosa (Waluyo, 2005).
Enzim
dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim yang terdapat
pada tumbuhan adalah enzim amilase. Nama lain dari enzim amilase adalah
diastase. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase
dihasilkan oleh daun atau biji yang sedang berkecambah. Aktifitas amilase dipengaruhi
oleh garam-garam organik, pH, suhu, dan cahaya. pH optimum dari amilase menurut
Hopkins, Cole, dan Green, adalah 4,5-4,7
(Tim penyusun, 2012).
Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di
dalam sel memerlukan jasa enzim. Enzim disintesis di dalam sel, tapi
aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan
oleh enzim antara lain respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot,
fotosintesis, pencernaan, fiksasi nitrogen, pembentukan urine dan lain sebagainya
(Kimball, 1983).
Enzim adalah biomolekul
berupa protein
yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1][2] Molekul awal yang
disebut substrat
akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis
produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter (Anonim, 2012).
Sifat-sifat
Enzim. Enzim memiliki sifat-sifat yang spesifik dan mempunyai ciri tertentu. Sifat-sifat enzim antara lain:
1.
Enzim merupakan Protein
Karena itu enzim memiliki sifat seperti
protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (seperti suhu, pH,
konsentrasi substrat). Jika lingkungannya tidak sesuai, maka enzim akan rusak
atau tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap
enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis substrat, artinya
setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang cocok dengan sisi
aktifnya.
3. Berfungsi sebagai katalis
Enzim
hanya mengubah kecepatan reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Enzim tidak
mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi,
hanya meningkatkan laju reaksinya saja. Dngan demikian energi yang dibutuhkan
untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Reaksi
enzimatis
dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali enzim untuk setiap kali
reaksi sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim
tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-balik).
Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana, dan
sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks.
Dengan sifat-sifat enzim seperti yang
tersebut diatas, maka sangat jelaslah bahwa enzim merupakan suatu zat yang
sangat penting dalam suatu proses
metabolisme. Dan demi keefektifannya harus di jaga sedemikian
rupa agar tetap bisa aktif dan bekerja secara maksimal (Usman,
2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari /
Tanggal : Selasa 04 Desember 2012
Jam : 13.30 s/d 14.50 WITA
Tempat :
Laboratorium Biologi Lantai III sebelah Barat
FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Tabung reaksi
b.
Pipet tetes
c.
Rak tabung reaksi
d.
Lampu spritus
e.
Klem kayu
f.
Corong kecil
g.
Korek api
2.
Bahan
a.
Ekstrak kecambah kacang
hijau
b.
Larutan amilum
c.
Larutan fehling A dan B
d.
Larutan JKJ
e.
HCl encer (10%)
f.
Larutan NaOH 1%
g.
Kertas pH / pH meter, 3
buah
C. Prosedur Kerja
1. Pada
tabung bagian 1: memasukkan amilum 2
tetes dalam 3 tabung reaksi (diberi label 1A,1B,1C), kemudian masing-masing
tabung ditambahkan ekstrak kecambah kacang hijau, kemudian mengukur pH-nya
dengan kertas pH. Setelah itu, menambahkan fehling A dan B, dan mengamati warna
pada tabung 1A setelah 5 menit, tabung 1B setelah 10 menit, dan tabung 1C
setelah 15 menit, setelah itu memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
2. Pada
tabung bagian 2: memasukkan amilum 2 tetes dalam 3 tabung
reaksi (diberi label 2A, 2B, 2C), kemudian masing-masing tabung ditambahkan
ekstrak kecambah kacang hijau, menambahkan larutan HCl, dan mengamati pH-nya.
Setelah itu, menambahkan fehling A dan B, kemudian mengamati warna pada tabung
2A setelah 5 menit, tabung 2B setelah 10 menit, dan tabung 2C setelah 15 menit,
setelah itu memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
3. Pada
tabung bagian 3: memasukkan amilum 2 tetes dalam 3 tabung
reaksi (diberi label 3A, 3B, 3C), kemudian masing-masing tabung ditambahkan
ekstrak kecambah kacang hijau, menambahkan larutan NaOH, dan mengamati pH-nya,
kemudian menambahkan fehling A dan B. Setelah itu, mengamati warna pada tabung
3A setelah 5 menit, tabung 3B setelah 10 menit, dan tabung 3C setelah 15 menit,
setelah itu memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
4. Pada
tabung bagian 4: memasukkan amilum 2 tetes, kemudian
menambahkan fehling A dan B. Setelah itu, memanaskan dan mengamati perubahan
warnanya.
5. Membandingkan
warna yang terjadi pada tabung I-IV, lalu membuat tabel dan menyimpulkan.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1.
Hasil pengamatan
Tabung
|
pH
|
Hasil
|
|
Warna awal
|
Warna akhir
|
||
I
|
5
|
a. Biru
|
a. Cokelat
|
b. Biru
|
b. Cokelat
|
||
c. Biru
|
c. Biru
|
||
II
|
3
|
a. Biru
|
a. Hijau muda
|
b. Biru
|
b. Hijau tua
|
||
c. Biru
|
c. Biru kehijauan
|
||
III
|
12
|
a. Biru
|
a. Hijau
|
b. Biru
|
b. Hijau
|
||
c. Biru
|
c. Biru kehijauan
|
||
IV
|
12
|
Biru
|
Hijau
|
B.
Pembahasan
1.
Tabung bagian 1
Tabung
1A, 1B, 1C diisi dengan amilum 2 tetes dan ekstrak kecambah. Setelah itu, pH
larutan dicek dengan menggunakan kertas pH dan diperoleh pH yaitu 5, hal ini menandakan
bahwa sifatnya netral.. Setelah diberi perlakuan yaitu ditambah dengan fehling
A dan B warnanya semua larutan pada tabung bagian 1 berubah warna menjadi biru. Setelah dipanaskan
dan diamati, ternyata warnanya berubah. Dari ketiga tabung bagian 1 yaitu 1A
menjadi cokelat, tabung 1B berwarna cokelat dan 1C tetap biru. Perbedaan warna tabung
tersebut diduga karena kesalahan praktikan dalam menambahkan amilum ataupun
fehling A dan B.
2.
Tabung bagian 2
Tabung
2A, 2B, 2C diisi dengan amilum 2 tetes dan ekstrak kecambah dan larutan HCl.
Setelah itu, pH larutan dicek dengan menggunakan kertas pH dan diperoleh pH
yaitu 3, hal ini menandakan
bahwa sifatnya asam. Setelah larutan dicek pHnya, larutan kemudian ditambah
dengan fehling A dan B lalu diamati warnanya tabung 2A, 2B dan 2C berwarna biru. Setelah itu dipanaskan dan ketiga larutan berubah warna
yaitu tabung 2A berwarna hijau muda,
2B berwarna hijau tua
dan tabung 2C berwarna biru kehijauan.
3. Tabung
bagian 3
Pada tabung 3A, 3B, 3C diisi dengan amilum 2 tetes dan
ekstrak kecambah dan larUtan NaOH. Setelah itu, pH larutan dicek dengan menggunakan
kertas pH dan diperoleh pH yaitu 12,
hal ini menandakan bahwa sifatnya basa. Setelah larutan dicek pHnya, larutan
kemudian ditambah dengan fehling A dan B lalu diamati warnanya tabung 2A, 2B,
2C biru. Setelah itu dipanaskan dan ketiga larutan berubah warna
yaitu tabung 2A dan
2B hijau
sedangkan 2C berwarna biru kehijauan.
4. Tabung bagian 4
Pada tabung 4 yaitu
diisi dengan amilum 2 tetes kemudian ditetesi dengan larutan fehling A dan B,.
Setelah ditetesi dengan fehling A dan B, kemudian diamati warnanya dan
diperoleh warnanya yaitu berwarna biru, setelah itu dipanaskan dan berubah
warna menjadi hijau. Namun perubahan warnanya tidak berubah menjadi warna merah
bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut tidak mengandung glukosa.
Pengaruh Ph terhadap
aktivitas enzim, bahwa aktivitas dari enzim dipengaruhi oleh Tingkat Keasaman
(pH) dimana enzim hanya dapat bekerja dalam suasana asam. Ada enzim yang
bekerja maksimal pada pH yang rendah atau lingkungan asam . Menurut teori Pengaruh pH
terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada enzim yang bekerja
secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja secara optimal pada
kondisi basa.
Pengaruh suhu atau
temperatur terhadap aktivitas enzim ialah bahwa dalam batas tertentu, makin
tinggi suhu maka mengakibatkan reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim akan
berlangsung cepat, sebaliknya semakin rendah suhu atau temperatur maka akan
semakin lambat reaksi kimia yang dipengaruhi oleh enzim. Enzim
tidak bekerja pada suhu 0oC, namun enzim tidak rusak, bila suhu
kembali normal maka enzim akan aktif kembali. Menurut teori, ada batas maksimal
pada suhu yang dibutuhkan enzim. Untuk hewan misalnya, batas tertinggi suhu
adalah 40ºC. Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak.
Sedangkan untuk tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25oC.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bukti pH berpengaruh pada
aktivitas enzim amylase yaitu terlihat
perbedaan warna akibat kerja enzim pada pH yang berbeda, dan aktivitas enzim
dapat dikatakan bekerja cepat dan tepat pada pH optimumnya
B.
Saran
Sebaiknya
waktu praktikum lebih lama lagi supaya kelompok yang belum selesai praktikum
tidak terburu-buru dalam melakukan percobaan sehingga data yang didapatkan
dapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Enzim. http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim.
Diakses
pada hari Jumat tanggal 30 November 2012.
James,
R. 1996. Biochemistry An Introduction.
Dupuque IA: WCB.
Kimball,
John W. 1983. Biology. Massachusetts:
Addison-Wesley.
Tim
Penyusun. 2012. Penuntun Praktikum
Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Usman,
Kurniawan. 2012. http://kamusq.blogspot.com.
Diakses pada hari Jumat tanggal 30 November 2012.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
LAMPIRAN
1.Apa guna larutan fehling A dan B dan JKJ
?
2.Mengapa kecambah perlu dicentrifuge
terlebih dahulu ?
3.Apa fungsi HCl dan NaOH pada percobaan
di atas ?
Jawaban
1. Larutan
Fehling A dan B digunakan untuk membuktikan bahwa suatu larutan mengandung
amilum, juga untuk menentukan apakah enzim amilase bekerja atau tidak. Apabila
enzim tersebut bekerja ditandai adanya perubahan warna.
2. Ekstrak
enzim dari biji perlu dicentrifuge untuk mendapatkan supernatan yang bening
serta untuk memisahkan dari ekstraknya.
3. HCl
berfungsi untuk mengetahui untuk mengetahui suasana larutan dalam kondisi asam,
sedangkan NaOH berfungsi untuk mengetahui suasana larutan dalam kondisi basa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar