Rabu, 12 Juni 2013

Lazarro Spalanzani



HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum dengan Judul “Lazarro Spalanzani” disusun oleh:
Nama                             : Kurnia.s
NIM                               : 1213140004
Kelas                              : Kimia Sains
Kelompok                      : VI (enam)
          telah diperiksakan dan dikonsultasikan kepada Asisten/Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar,     November 2012

 Koordinator Asisten,                                                        Asisten,

     
         Muh. Riswan Ramli, S.Pd                                            Fais Asnawati
                                                                                              NIM 101 414 049

Mengetahui,                                                                                                                       Dosen Penanggung Jawab



Andi Rahmat Saleh, S.pd M.pd
NIP.19621231 198702 1 005



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Biologi berasal dari dua kata, yaitu’bios’ yang berarti hidup dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Apakah makhluk hidup itu? Dirimu,orang tuamu,hewan peliharaanmu,phon-pohon dihalamanmu, semuanya adalah contoh makhluk hidup yang ada disekitar kita. Mulai dari paus raksasa hingga kuman kecil diatas bukumu. Makhluk hidup ada berkilo-kilo meter di atmosfer hingga ke lautan terdalam.
Banyak ilmuwan yang mencoba mengajukan teori-teori tentang asal dan kejadian hidup. Pertanyaan tentang dari manakah asal kehidupan   di bumi ini, telah menarik perhatian manusia sepanjang sejarah dan tetap belum terjawab. Hipotesis yang paling ditunjang pada saat itu adalah kehidupan ini muncul secara spontan melalui asiosiasi atom-atom dan molekul yang ada di bumi zaman purba. Hipotesis ini ditunjang oleh penemuan bahwa sebenarnya semua molekul organik kecil yang dibentuk dari makromolekul kehidupan dapat disentesis dalam keadaan yang diduga ada pada bumi zaman purba. Beberapa diantaranya molekul-molekul ini ditemukan pada meteorit, yang menunjukkan bahwa molekul-molekul seperti ini benar-benar dapat disentesis secara abiotik,artinya tanpa intevensi makhluk hidup.
Sebelum abad ke-17, banyak orang yang tidak percaya dan bahkan menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang tejadi secara spontan. Anggapan ini bertahan hingga dalam waktu yang cukup lama. Teori ini di dukung oleh Aristoteles, Antonie Van leuwanhoek, dan John Nedham.
Beberapa ahli tidak percaya akan kebenaran teori yang mengatakan kehidupan ini terjadi secara spontan, oleh karena itu, beberapa ilmuwan melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata hasil eksperimen mereka bertolak belakang dengan teoti abiogenesis dan sekaligus penemuan baru tersebut menghasilkan suatu teori baru tentang asal-usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori biogenesis. Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Akan tetapi,kebenaran teori ini juga harus dibuktikan. Hal inilah yang melatar belakangi sehingga percobaan ini dilakukan.
B.       Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”.
C.      Manfaat
Dapat mengetahui kebenaran dari teori biogenesis yang diungkapkan oleh Lazarro Spallanzani yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    Teori generatio spontanea atau teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup. Misalnya dari lumpur timbul cacing, ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus, dari gudang padi timbullah tikus. Salah satu pendukung paham ini di dukung adalah Aristoteles (Ahmadi, 1991).
     Ada dua pandangan terpisah mengenai asal usul kehidupan. Yang pertama adalah pandangan kreasionis (creationist), yang sangat terinspirasi oleh teks ahli kitab kejadian, menyatakan bahwa bumi tak lebih dari 10.000 tahun usianya, setiap spesies diciptakan (created) secara terpisah melalui suatu aktifitas ilahiah singkat 6.000 tahun silam, dan bahwa setiap spesies cenderung menjaga karakternya yang unik dan berbeda seiring berlalunya waktu. Pandangan yang kedua yaitu pandangan mekanistik. Pandangan ini memiliki pandangan alternatif yaitu kehidupan muncul pada titik tertentu disepanjang spektrum berkelanjutan dari penyusunan materi yang semakin kompleks. Ketika materi telah menjadi cukup kompleks, kita menjumpai karakteristik-karakteristik yang berasiosiasi dengan kehidupan. Tapi ada cukup ruang bagi epifenomena seperti cinta, nurani, moralitas, dan lain-lain. Pada bentuk kehidupan yang maju semacam manusia (Fried, 2003).
     Sejak zaman Aristoteles (300 SM) orang percaya bahwa jasad hidup dapat terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Pendapat ini dikenal dengan istilah Generatio Spontanea. Pendapat ini dianut pula oleh John Nedham, seorang pendeta Irlandia yang mengadakan eksperimen antara tahun 1745-1750 dengan berbagai rebusan padi-padian dan daging, mendapatkan bahwa walaupun air rebusan tersebut di simpan rapat-rapat dalam botol tertutup namun tetap timbul mikroba. Pendapat ini tentu saja dapat menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat  itu. Walaupun demikian, banyak ilmuwan yang muncul kemudian merasa bahwa paham generatio spontanea tidak dapat dipertahankan sehingga mereka mulai mencoba untuk membuktikan ketidakbenaran tersebut (Ristiati, 2010).
     Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”,telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis/Generatio spontanea dari Aristoteles
(Tim pengajar, 2010).
     Lazarro Spallanzani membuktikan dalam tahun 1768 bahwa air rebusan daging yang dipanaskan lalu ditutup rapat tidak menghasilkan mikroba. Walaupun demikian, para  pendukung generatio spontanea berpendapat bahwa tidak terjadinya mikroba karena tidak tersedia udara yang diperlukan bagi kehidupan mikroba dalam tabung. Untuk mematahkan pendapat tersebut, Theodor Schwan dalam tahun 1827 melakukan percobaan yang sama dengan Spallanzani tetapi dengan menggunakan tabung gelas yang berleher panjang. Udara dapat masuk ke dalam tabung melalui leher tabung yang dipanaskan untuk menghindari kontaminasi dari udara. Ternyata meskipun ada udara di dalam tabung, setelah di biarkan beberapa lama tidak ada pertumbuhan mikroba. Meskipun demikian, para pendukung generatio spontanea masih bertahan dengan menyatakan bahwa daya hidup yang terdapat dalam udara telah rusak akibat pemanasan (Ristiati, 2000).
Lazarro Spallanzani pada tahun 1765 melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles dan Nedham. Lazarro Spallanzani melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung kaldu sehingga organisme yang ada dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan, kaldu tersebut dibagi 2 satu kaldu dibiarkan terbuka dan tabung yang satu ditutup. Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat mikroorganisme sedangkan pada tabung tertutup tidak terdapat mikroorganisme. Jadi kesimpulannya bahwa teori abiogenesis sangat bertentangan dengan teori biogenesis ( Anonim, 2010).
 Seperti halnya dengan Fransisco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogenesis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan Fransisco Redi, tetapi langkah percoban Spallanzani lebih sempurna. Sebagai lahan percobaannya Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Menurut anonim (2010), percobaan yang dilakukan Spallanzani selengkapnya yaitu:
1.      Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15° C selama        beberapa menit dan dibiarkan terbuka.
2.      Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi parafin cair agar rapat benar. Selanjutnya labu dipanaskan.
Selanjutnya labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Menurut anonim (2010),
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut. Hasil percobaanya adalah sebagai berikut:
1.      Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak mengandung mikroba.
2.      Labu II : air kaldu pada labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya busuk.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazarro Spallanzani menyimpulkan bahwa terjadinya perubahan air kaldu karena adanya pembusukan mikroorganisme. Selanjutnya Spallanzani juga menyimpulkan bahwa mikroba yang ada dalam air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan (mikroba) sebelumnya, yang banyak tersebar di udara. Jadi, adanya pembusukan karena kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.Rangkaian percobaan yang telah dilakukan belum juga dapat meruntuhkan keyakinan orang akan konsep generatio spontanea. Baru setelah Louis Pasteur pada tahun 1865 melakukan percobaaan dengan menggunakan labu berisi air kaldu yang ditutup oleh suatu pipa yang melengkung seperti leher angsa dapat meyakinkan orang bahwa tidak ada kehidupan yang dapat timbul dari benda mati. Maka disimpulkannya pendapat itu dengan ucapan omne vivum ex ovo,omne ovom ex vivo. Pendapat Pasteur didukung oleh John Tyndall menemukan suatu metode yang disebut Tyndalisasi untuk mensterilkan media yang mengandung bakteri tahan panas yang tidak dapat dimatikan dengan perebusan. Ternyata bakteri yang tahan panas tersebut adalah pembentuk spora. Dengan demikian runtuhlah pandangan yang menganggap bahwa mikroba dapat terjadi dari benda mati dan muncul teori biogenesis (Ristiati, 2000).




















                                                  BAB III
                                      METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu                            : Pukul 13.30-14.50 WITA
Hari/tanggal                   : Selasa, 13 November 2012
Tempat praktikum         : Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III 

B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       3 buah tabung reaksi
b.      1 buah rak tabung reaksi
c.       2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai
d.      1 buah klem kayu
2.      Bahan
a.       1 buah lampu spiritus
b.      1 potong lilin
c.       Korek api
d.      40 ml kaldu cair
e.       Label

C.  Prosedur kerja
1.    Mengisi ketiga tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml
2.    Tabung I, menyumbat dengan tutup gabus/karet dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup.
3.    Tabung II, mendidihkan kaldunya di atas lampu spiritus selama 2 menit, biarkan terbuka (tanpa tutup).
4.    Tabung III, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 2 menit, segera tutup dengan gabus dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
5.    Meletakkan semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan simpan di atas meja kerja, usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
6.    Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama 5 hari.








                                        


           





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Keadaan keempat tabung reaksi pada hari pertama,
Tabung I                 Tabung II                  Tabung III              Tabung IV
 










Keadaan keempat tabung reaksi pada hari terakhir,
Tabung I                 Tabung II                  Tabung III              Tabung IV













Tabel pengamatan
No
Hari/tanggal
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Kontrol
W
BU
EN
W
BU
BA
EN
W
 

bening

BU
EN
W
EN
BA
EN
1
Selasa,
13-11-2012
bening
-
-
bening
-
-
-
-
-
Bening
-
-
-
2
Rabu,
14-11-2012
bening
-
-
bening
-
+
-
bening
-
-
Bening
-
-
-
3
Kamis,
15-11-2012
keruh
-
-
keruh
-
++
+
keruh
+
-
bening
-
+
+
4
Jumat,
16-11-2012
Keruh+
-
+
keruh
-
++
++
keruh
+
-
Keruh+
-
+
+
5
Sabtu,
17-11-2012
Keruh++
+
++
keruh
-
++
+++
keruh
+
+
Keruh++
-
++
++

Keterangan :
1.     Tabung I    (tertutup, tidak dipanasi)                                          6. W = Warna
2.     Tabung II   (tidak tertutup, dipanasi)                                          7. Bu = Buih
3.     Tabung III  (tertutup, dipanasi )                                                  8. Ba = Bau
4.     Tabung IV  (tidak tertutup, tidak dipanasi)                                 9. En = Endapan
5.     B = Bening                                                                                   10.K = Keruh


B. Pembahasan
 Dari hasil pengamatan terhadap percobaan yang sama dengan yang pernah dilakukan oleh Lazarro Spallanzani, maka dapat dilihat bahwa:
Tabung I,yang telah diisi dengan air kaldu lalu ditutup dengan sumbat gabus dan telah ditetesi lilin antara mulut tabung dengan sumbat gabus tanpa dipanaskan, pada hari pertama dan kedua berwarna bening,tidak berbui atau tidak mempunyai gelembung dan belum mempunyai endapan. Pada hari ketiga air kaldu berubah warna menjadi keruh,belum terdapat bui dan endapan. Pada hari keempat air kaldu yang terdapat dalam tabung semakin keruh,belum terdapat buia atau gelembung dan sudah terdapat endapan. Pada hari kelima air kaldu dalam tabung bertambah semakin keruh,sudah terdapat bui atau gelembung dan semakin bertambah endapan.
Tabung II, yang telah diisi dengan air kaldu lalu dipanaskan selama 2 menit di atas lampu spiritus dan tabung tersebut dibiarkan terbuka. Pada hari pertama air kaldu berwarna bening,tidak terdapat bui,tidak tercium bau dan belum terlihat endapan. Pada hari kedua masih berwarna bening,belum mempunyai bui atau gelembung,sudah tercium bau dan belum terdapat endapan. Pada ketiga air kaldunya berkeruh,belum terdapat bui,baunya semakin tercium dan sudah mulai muncul endapan. Pada hari keempat air kaldux berkeruh,belum terdapat bui,sudah memiliki bau,dan endapannya semakin bertambah. Pada hari kelima air kaldunya berkeruh,tidak berbui,tercium baud an semakin bertambah endapannya.
Tabung III, yang telah diisi dengan air kaldu yang telah dipanaskan selama 2 menit diatas lampu spiritus lalu ditutup rapat dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin antara sumbat gabus dan mulut tabung. Pada hari pertama air kaldunya bening dan tidak mempunyai bui dan endapan. Pada hari kedua air kaldunya berwarna bening dan masih tidak mempunyai bui dan endapan. Pada hari ketiga air kaldunya keruh,terdapat bui dan belum  memiliki endapan. Pada hari keempat air kaldunya keruh dan terdapat bui dan masih belum ada endapan. Pada hari kelima air kaldunya keruh dan mempunyai bui dan endapan.
Pada tabung control,air kaldu berwarna bening belum terdapat bui,endapan dan belum tercium baunnya. Pada hari kedua air kaldu masih berwarna bening,bui dan endapan belum terlihat dan baunya belum  tercium. Pada hari ketiga masih berwarna bening,belum terdapat bui,mulai muncul endapan dan sudah mulai tercium baunya. Pada hari keempat air kaldunya sudah berubah menjadi keruh,belum terdapat bui,tecium baunya dan mempunyai endapan. Pada hari kelima air kaldu semakin keruh,masih belum terdapat bu atau gelembung,semakin bertambah baud an juga endapannya semakin bertambah.























BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Hasil percobaan ini membuktikan kebenaran teori yang di ungkapkan oleh    Lazarro Spalllazani yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Hal ini terlihat pada hasil pengamatan yang menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada air kaldu (warna, bau dan endapannya).Perubahan yang terjadi pada air kaldu di sebabkan oleh adanya mikroorganisme yang terdapat di air kaldu karena tidak dipanaskan dan dari udara karena tabung tidak ditutup rapat.

B.       Saran
Untuk praktikan,sebaiknya berhati-hati dalam melakukan praktikum,terutama pada saat memanaskan air kaldu dan untuk pembimbing, sebaiknya tetap memberikan pengarahan sebelum praktikum berlangsung.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Percobaan Lazarro Spallanzani. http://www.google.com
Ahmadi Abu, Supatmo A. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fried George H. 2003. Teori dan Soal-soal Biologi. Jakarta: Erlangga.
Ristiati Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum, Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
 Tim pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi            FMIPA UNM.











Lampiran
1.       Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas?
Jawab: Adanya mikroorganisme yang masuk melalui mulut tabung yang tidak ditutup. Dan adanya mikroorganisme yang masih hidup di air kaldu karena air kaldu tidak dipanaskan selama 10 menit.
2.        Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan perubahan kaldu tersebut?
Jawab: Dari udara yang masuk melalui mulut tabung yang tidak ditutup dan dari mikroorganisme yang masih hidup dalam air kaldu karena tidak dipanaskan selama 10 menit .
3.        Perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana?, Mengapa bisa terjadi demikian?
Jawab:
a)      Tabung  I, karena air kaldunya tidak di panaskan selama 10 menit sehingga mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu masih hidup sehingga menyebabkan air kaldu menjadi keruh, berbau dan terdapat endapan meskipun tabung reaksinya telah ditutup rapat.
b)      Tabung II, karena tabung reaksi tidak di tutup sehingga mikroorganisme dari udara masuk ke dalam tabung reaksi sehingga air kaldu menjadi keruh, berbau dan terdapat endapan meskipun air kaldunya telah dipanaskan selama 10 menit.
c)       Tabung IV, karena air kaldunya tidak dipanaskan selama 10 menit dan tabung reaksi dibiarkan terbuka sehingga mikroorganisme dalam air kaldu masih melakukan aktivitas kehidupan dan mikroorganisme dari udara masuk ke dalam tabung sehingga menyebabkan air kaldu menjadi keruh, berbau dan terdapat endapan.
4.        Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang  kaldunya tidak mengalami perubahan?, Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?
Jawab: Tabung III, karena air kaldunya telah dipanaskan selama 10 menit dan tabung reaksinya ditutup rapat sehingga mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu telah mati akibat proses pendidihan tadi dan tidak adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam tabung reaksi karena telah ditutup rapat dengan sumbat gabus dan telah ditetesi lilin di antara sumbat gabus dengan mulut tabung.
5.        Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara spontan akan muncul makhluk hidup baru?
Jawab: Menurut saya, hal itu tidak mungkin terjadi karena kehidupan ini tercipta melalui suatu proses. Contohnya saja dalam percobaaan yang dilakukan, tabung III yang air kaldunya di panaskan dan tabungnya ditutup rapat tidak terjadi perubahan pada air kaldunya baik itu warna, bau maupun endapannya. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan ini tidak muncul secara spontan.
6.        Dapatkah hasil percobaan di atas digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea? Jelaskan!
Jawab: Menurut saya, hasil percobaan itu dapat di jadikan bukti yang kuat karena pembuktiannya dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada setiap tabung yang di perlakukan berbeda-beda. Terutama pada tabung III, pembuktian untuk menyangkal teori Generatio Spontanea sangat jelas terlihat pada tabung III karena air kaldu yang telah di didihkan dan ditutup rapat, tidak terjadi perubahan. Hal itu membuktikan bahwa kehidupan ini tidak berasal dari benda mati.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar