HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan
Lengkap Praktikum Biologi Umum dengan Judul “Lazarro Spalanzani” disusun oleh:
Nama : Kurnia.s
NIM : 1213140004
Kelas : Kimia Sains
Kelompok : VI (enam)
telah diperiksakan dan dikonsultasikan
kepada Asisten/Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2012
Koordinator Asisten, Asisten,
Muh.
Riswan Ramli, S.Pd Fais Asnawati
NIM 101 414 049
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Andi Rahmat Saleh, S.pd M.pd
NIP.19621231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Biologi berasal dari dua kata, yaitu’bios’ yang
berarti hidup dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang
mempelajari makhluk hidup. Apakah makhluk hidup itu? Dirimu,orang tuamu,hewan
peliharaanmu,phon-pohon dihalamanmu, semuanya adalah contoh makhluk hidup yang
ada disekitar kita. Mulai dari paus raksasa hingga kuman kecil diatas bukumu.
Makhluk hidup ada berkilo-kilo meter di atmosfer hingga ke lautan terdalam.
Banyak ilmuwan yang mencoba mengajukan teori-teori
tentang asal dan kejadian hidup. Pertanyaan tentang dari manakah asal
kehidupan di bumi ini, telah menarik perhatian manusia
sepanjang sejarah dan tetap belum terjawab. Hipotesis yang paling ditunjang
pada saat itu adalah kehidupan ini muncul secara spontan melalui asiosiasi
atom-atom dan molekul yang ada di bumi zaman purba. Hipotesis ini ditunjang
oleh penemuan bahwa sebenarnya semua molekul organik kecil yang dibentuk dari
makromolekul kehidupan dapat disentesis dalam keadaan yang diduga ada pada bumi
zaman purba. Beberapa diantaranya molekul-molekul ini ditemukan pada meteorit,
yang menunjukkan bahwa molekul-molekul seperti ini benar-benar dapat disentesis
secara abiotik,artinya tanpa intevensi makhluk hidup.
Sebelum abad ke-17, banyak orang yang tidak percaya
dan bahkan menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang tejadi
secara spontan. Anggapan ini bertahan hingga dalam waktu yang cukup lama. Teori
ini di dukung oleh Aristoteles, Antonie Van leuwanhoek, dan John Nedham.
Beberapa ahli tidak percaya akan kebenaran teori
yang mengatakan kehidupan ini terjadi secara spontan, oleh karena itu, beberapa
ilmuwan melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata hasil
eksperimen mereka bertolak belakang dengan teoti abiogenesis dan sekaligus
penemuan baru tersebut menghasilkan suatu teori baru tentang asal-usul makhluk
hidup yang dikenal dengan teori biogenesis. Teori ini menyatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Akan tetapi,kebenaran teori ini
juga harus dibuktikan. Hal inilah yang melatar belakangi sehingga percobaan ini
dilakukan.
B.
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan
para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab
pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”.
C.
Manfaat
Dapat mengetahui kebenaran dari teori biogenesis
yang diungkapkan oleh Lazarro Spallanzani
yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Teori generatio
spontanea atau teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup dapat terbentuk
dari bukan makhluk hidup. Misalnya dari lumpur timbul cacing, ulat timbul
dengan sendirinya dari bangkai tikus, dari gudang padi timbullah tikus. Salah
satu pendukung paham ini di dukung adalah Aristoteles (Ahmadi, 1991).
Ada dua pandangan terpisah mengenai asal usul kehidupan. Yang
pertama adalah pandangan kreasionis (creationist), yang sangat terinspirasi
oleh teks ahli kitab kejadian, menyatakan bahwa bumi tak lebih dari 10.000
tahun usianya, setiap spesies diciptakan (created) secara terpisah melalui
suatu aktifitas ilahiah singkat 6.000 tahun silam, dan bahwa setiap spesies
cenderung menjaga karakternya yang unik dan berbeda seiring berlalunya waktu.
Pandangan yang kedua yaitu pandangan mekanistik. Pandangan ini memiliki
pandangan alternatif yaitu kehidupan muncul pada titik tertentu disepanjang
spektrum berkelanjutan dari penyusunan materi yang semakin kompleks. Ketika
materi telah menjadi cukup kompleks, kita menjumpai karakteristik-karakteristik
yang berasiosiasi dengan kehidupan. Tapi ada cukup ruang bagi epifenomena
seperti cinta, nurani, moralitas, dan lain-lain. Pada bentuk kehidupan yang
maju semacam manusia (Fried, 2003).
Sejak zaman Aristoteles (300 SM) orang percaya bahwa jasad hidup
dapat terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Pendapat ini dikenal dengan
istilah Generatio Spontanea. Pendapat ini dianut pula oleh John Nedham, seorang
pendeta Irlandia yang mengadakan eksperimen antara tahun 1745-1750 dengan berbagai
rebusan padi-padian dan daging, mendapatkan bahwa walaupun air rebusan tersebut
di simpan rapat-rapat dalam botol tertutup namun tetap timbul mikroba. Pendapat
ini tentu saja dapat menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat itu. Walaupun demikian, banyak ilmuwan yang
muncul kemudian merasa bahwa paham generatio spontanea tidak dapat
dipertahankan sehingga mereka mulai mencoba untuk membuktikan ketidakbenaran
tersebut (Ristiati, 2010).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”,telah dicoba dijawab
dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Spallanzani
yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis/Generatio spontanea dari Aristoteles
(Tim pengajar, 2010).
Lazarro Spallanzani membuktikan dalam tahun 1768 bahwa air
rebusan daging yang dipanaskan lalu ditutup rapat tidak menghasilkan mikroba.
Walaupun demikian, para pendukung
generatio spontanea berpendapat bahwa tidak terjadinya mikroba karena tidak
tersedia udara yang diperlukan bagi kehidupan mikroba dalam tabung. Untuk mematahkan
pendapat tersebut, Theodor Schwan dalam tahun 1827 melakukan percobaan yang
sama dengan Spallanzani tetapi dengan menggunakan tabung gelas yang berleher
panjang. Udara dapat masuk ke dalam tabung melalui leher tabung yang dipanaskan
untuk menghindari kontaminasi dari udara. Ternyata meskipun ada udara di dalam
tabung, setelah di biarkan beberapa lama tidak ada pertumbuhan mikroba.
Meskipun demikian, para pendukung generatio spontanea masih bertahan dengan
menyatakan bahwa daya hidup yang terdapat dalam udara telah rusak akibat
pemanasan (Ristiati, 2000).
Lazarro Spallanzani pada tahun 1765 melakukan
percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles dan
Nedham. Lazarro Spallanzani melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung kaldu
sehingga organisme yang ada dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan, kaldu
tersebut dibagi 2 satu kaldu dibiarkan terbuka dan tabung yang satu ditutup.
Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat mikroorganisme sedangkan pada tabung
tertutup tidak terdapat mikroorganisme. Jadi kesimpulannya bahwa teori
abiogenesis sangat bertentangan dengan teori biogenesis ( Anonim, 2010).
Seperti halnya dengan Fransisco Redi,
Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogenesis. Oleh karena itu, dia
mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan Fransisco Redi, tetapi
langkah percoban Spallanzani lebih sempurna. Sebagai lahan percobaannya Spallanzani
menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Menurut anonim (2010), percobaan yang dilakukan Spallanzani selengkapnya
yaitu:
1.
Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian
dipanaskan 15° C selama beberapa
menit dan dibiarkan terbuka.
2.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat dengan
sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi
parafin cair agar rapat benar. Selanjutnya labu dipanaskan.
Selanjutnya labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Menurut anonim (2010),
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan
air kaldu pada kedua labu tersebut. Hasil percobaanya adalah sebagai berikut:
1. Labu I : air kaldu
mengalami perubahan, yaitu airnya bertambah keruh dan baunya menjadi tidak
enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak mengandung
mikroba.
2. Labu II : air kaldu
pada labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula,
baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi apabila labu ini
dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba,
airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya busuk.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazarro
Spallanzani menyimpulkan bahwa terjadinya perubahan air kaldu karena adanya
pembusukan mikroorganisme. Selanjutnya Spallanzani juga menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada dalam air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda
mati), tetapi berasal dari kehidupan (mikroba) sebelumnya, yang banyak tersebar
di udara. Jadi, adanya pembusukan karena kontaminasi mikroba dari udara ke dalam
air kaldu tersebut.Rangkaian percobaan yang telah dilakukan belum juga dapat
meruntuhkan keyakinan orang akan konsep generatio spontanea. Baru setelah Louis
Pasteur pada tahun 1865 melakukan percobaaan dengan menggunakan labu berisi air
kaldu yang ditutup oleh suatu pipa yang melengkung seperti leher angsa dapat
meyakinkan orang bahwa tidak ada kehidupan yang dapat timbul dari benda mati.
Maka disimpulkannya pendapat itu dengan ucapan omne vivum ex ovo,omne ovom ex
vivo. Pendapat Pasteur didukung oleh John Tyndall menemukan suatu metode yang
disebut Tyndalisasi untuk mensterilkan media yang mengandung bakteri tahan
panas yang tidak dapat dimatikan dengan perebusan. Ternyata bakteri yang tahan
panas tersebut adalah pembentuk spora. Dengan demikian runtuhlah pandangan yang
menganggap bahwa mikroba dapat terjadi dari benda mati dan muncul teori
biogenesis (Ristiati, 2000).
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat Praktikum
Waktu : Pukul 13.30-14.50 WITA
Hari/tanggal : Selasa, 13 November 2012
Tempat
praktikum : Laboratorium Biologi
FMIPA UNM lantai III
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a. 3
buah tabung reaksi
b. 1
buah rak tabung reaksi
c. 2
buah sumbat gabus/karet yang sesuai
d. 1
buah klem kayu
2. Bahan
a. 1
buah lampu spiritus
b. 1
potong lilin
c. Korek
api
d. 40
ml kaldu cair
e. Label
C.
Prosedur kerja
1. Mengisi
ketiga tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml
2. Tabung
I, menyumbat dengan tutup gabus/karet dan tetesi lilin cair sela antara mulut
tabung dengan tutup.
3. Tabung
II, mendidihkan kaldunya di atas lampu spiritus selama 2 menit, biarkan terbuka
(tanpa tutup).
4. Tabung
III, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 2 menit, segera
tutup dengan gabus dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan
tutupnya.
5. Meletakkan
semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan simpan di atas meja kerja,
usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber
panas lainnya.
6. Melakukan
pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama 5 hari.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Keadaan
keempat tabung reaksi pada hari pertama,
Tabung
I Tabung II Tabung III Tabung IV
Keadaan
keempat tabung reaksi pada hari terakhir,
Tabung
I Tabung II Tabung III Tabung IV
Tabel
pengamatan
No
|
Hari/tanggal
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Tabung III
|
Kontrol
|
||||||||||
W
|
BU
|
EN
|
W
|
BU
|
BA
|
EN
|
W
bening
|
BU
|
EN
|
W
|
EN
|
BA
|
EN
|
||
1
|
Selasa,
13-11-2012
|
bening
|
-
|
-
|
bening
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Bening
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
Rabu,
14-11-2012
|
bening
|
-
|
-
|
bening
|
-
|
+
|
-
|
bening
|
-
|
-
|
Bening
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Kamis,
15-11-2012
|
keruh
|
-
|
-
|
keruh
|
-
|
++
|
+
|
keruh
|
+
|
-
|
bening
|
-
|
+
|
+
|
4
|
Jumat,
16-11-2012
|
Keruh+
|
-
|
+
|
keruh
|
-
|
++
|
++
|
keruh
|
+
|
-
|
Keruh+
|
-
|
+
|
+
|
5
|
Sabtu,
17-11-2012
|
Keruh++
|
+
|
++
|
keruh
|
-
|
++
|
+++
|
keruh
|
+
|
+
|
Keruh++
|
-
|
++
|
++
|
Keterangan :
1. Tabung
I (tertutup, tidak dipanasi) 6. W = Warna
2. Tabung
II (tidak tertutup, dipanasi)
7.
Bu = Buih
3. Tabung
III (tertutup, dipanasi ) 8. Ba = Bau
4. Tabung
IV (tidak tertutup, tidak dipanasi) 9.
En = Endapan
5.
B = Bening 10.K = Keruh
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan
terhadap percobaan yang sama dengan yang pernah dilakukan oleh Lazarro
Spallanzani, maka dapat dilihat bahwa:
Tabung
I,yang telah diisi dengan air kaldu lalu ditutup dengan sumbat gabus dan telah
ditetesi lilin antara mulut tabung dengan sumbat gabus tanpa dipanaskan, pada
hari pertama dan kedua berwarna bening,tidak berbui atau tidak mempunyai
gelembung dan belum mempunyai endapan. Pada hari ketiga air kaldu berubah warna
menjadi keruh,belum terdapat bui dan endapan. Pada hari keempat air kaldu yang
terdapat dalam tabung semakin keruh,belum terdapat buia atau gelembung dan
sudah terdapat endapan. Pada hari kelima air kaldu dalam tabung bertambah
semakin keruh,sudah terdapat bui atau gelembung dan semakin bertambah endapan.
Tabung
II, yang telah diisi dengan air kaldu lalu dipanaskan selama 2 menit di atas
lampu spiritus dan tabung tersebut dibiarkan terbuka. Pada hari pertama air
kaldu berwarna bening,tidak terdapat bui,tidak tercium bau dan belum terlihat
endapan. Pada hari kedua masih berwarna bening,belum mempunyai bui atau gelembung,sudah
tercium bau dan belum terdapat endapan. Pada ketiga air kaldunya berkeruh,belum
terdapat bui,baunya semakin tercium dan sudah mulai muncul endapan. Pada hari
keempat air kaldux berkeruh,belum terdapat bui,sudah memiliki bau,dan
endapannya semakin bertambah. Pada hari kelima air kaldunya berkeruh,tidak
berbui,tercium baud an semakin bertambah endapannya.
Tabung
III, yang telah diisi dengan air kaldu yang telah dipanaskan selama 2 menit
diatas lampu spiritus lalu ditutup rapat dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin
antara sumbat gabus dan mulut tabung. Pada hari pertama air kaldunya bening dan
tidak mempunyai bui dan endapan. Pada hari kedua air kaldunya berwarna bening
dan masih tidak mempunyai bui dan endapan. Pada hari ketiga air kaldunya
keruh,terdapat bui dan belum memiliki
endapan. Pada hari keempat air kaldunya keruh dan terdapat bui dan masih belum
ada endapan. Pada hari kelima air kaldunya keruh dan mempunyai bui dan endapan.
Pada
tabung control,air kaldu berwarna bening belum terdapat bui,endapan dan belum
tercium baunnya. Pada hari kedua air kaldu masih berwarna bening,bui dan
endapan belum terlihat dan baunya belum
tercium. Pada hari ketiga masih berwarna bening,belum terdapat bui,mulai
muncul endapan dan sudah mulai tercium baunya. Pada hari keempat air kaldunya
sudah berubah menjadi keruh,belum terdapat bui,tecium baunya dan mempunyai
endapan. Pada hari kelima air kaldu semakin keruh,masih belum terdapat bu atau
gelembung,semakin bertambah baud an juga endapannya semakin bertambah.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hasil percobaan ini membuktikan kebenaran teori yang
di ungkapkan oleh Lazarro Spalllazani
yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Hal
ini terlihat pada hasil pengamatan yang menunjukkan adanya perubahan yang
terjadi pada air kaldu (warna, bau dan endapannya).Perubahan yang terjadi pada
air kaldu di sebabkan oleh adanya mikroorganisme yang terdapat di air kaldu
karena tidak dipanaskan dan dari udara karena tabung tidak ditutup rapat.
B.
Saran
Untuk praktikan,sebaiknya berhati-hati dalam
melakukan praktikum,terutama pada saat memanaskan air kaldu dan untuk pembimbing,
sebaiknya tetap memberikan pengarahan sebelum praktikum berlangsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Percobaan
Lazarro Spallanzani. http://www.google.com
Ahmadi Abu, Supatmo A. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Fried George H. 2003. Teori dan Soal-soal Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Ristiati Ni Putu. 2000.
Pengantar Mikrobiologi Umum, Jakarta:
Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tim pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Lampiran
1. Apakah
yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut di
atas?
Jawab:
Adanya mikroorganisme yang masuk melalui mulut tabung yang tidak ditutup. Dan
adanya mikroorganisme yang masih hidup di air kaldu karena air kaldu tidak
dipanaskan selama 10 menit.
2.
Dari manakah datangnya makhluk hidup
yang menyebabkan perubahan kaldu tersebut?
Jawab:
Dari udara yang masuk melalui mulut tabung yang tidak ditutup dan dari
mikroorganisme yang masih hidup dalam air kaldu karena tidak dipanaskan selama
10 menit .
3.
Perubahan kaldu pada percobaan tersebut
di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana?, Mengapa bisa terjadi
demikian?
Jawab:
a) Tabung I, karena air kaldunya tidak di panaskan
selama 10 menit sehingga mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu masih
hidup sehingga menyebabkan air kaldu menjadi keruh, berbau dan terdapat endapan
meskipun tabung reaksinya telah ditutup rapat.
b) Tabung
II, karena tabung reaksi tidak di tutup sehingga mikroorganisme dari udara
masuk ke dalam tabung reaksi sehingga air kaldu menjadi keruh, berbau dan
terdapat endapan meskipun air kaldunya telah dipanaskan selama 10 menit.
c) Tabung IV, karena air kaldunya tidak
dipanaskan selama 10 menit dan tabung reaksi dibiarkan terbuka sehingga
mikroorganisme dalam air kaldu masih melakukan aktivitas kehidupan dan
mikroorganisme dari udara masuk ke dalam tabung sehingga menyebabkan air kaldu
menjadi keruh, berbau dan terdapat endapan.
4.
Pada tabung yang diperlakukan bagaimana
yang kaldunya tidak mengalami
perubahan?, Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?
Jawab:
Tabung III, karena air kaldunya telah dipanaskan selama 10 menit dan tabung
reaksinya ditutup rapat sehingga mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu
telah mati akibat proses pendidihan tadi dan tidak adanya mikroorganisme yang
masuk ke dalam tabung reaksi karena telah ditutup rapat dengan sumbat gabus dan
telah ditetesi lilin di antara sumbat gabus dengan mulut tabung.
5.
Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara spontan
akan muncul makhluk hidup baru?
Jawab:
Menurut saya, hal itu tidak mungkin terjadi karena kehidupan ini tercipta
melalui suatu proses. Contohnya saja dalam percobaaan yang dilakukan, tabung
III yang air kaldunya di panaskan dan tabungnya ditutup rapat tidak terjadi
perubahan pada air kaldunya baik itu warna, bau maupun endapannya. Hal ini
membuktikan bahwa kehidupan ini tidak muncul secara spontan.
6.
Dapatkah hasil percobaan di atas
digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea?
Jelaskan!
Jawab:
Menurut saya, hasil percobaan itu dapat di jadikan bukti yang kuat karena
pembuktiannya dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada setiap tabung yang
di perlakukan berbeda-beda. Terutama pada tabung III, pembuktian untuk
menyangkal teori Generatio Spontanea sangat jelas terlihat pada tabung III
karena air kaldu yang telah di didihkan dan ditutup rapat, tidak terjadi
perubahan. Hal itu membuktikan bahwa kehidupan ini tidak berasal dari benda
mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar